





Kepala Dinas perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Dr. Edi Yandra, STP, MSP mengadakan pertemuan dengan pegiat literasi dari seluruh Aceh, Jumat (11/3/2022). Pertemuan ini sebagai upaya mengengemakan Literasi dibumi Serambie Mekkah.
Dalam pertemuan tersebut Dr. Edi Yandra, STP, MSP mengatakan, pihaknya sap berkaborasi dengan lembaga manapun untuk meningkatkan dunia literasi di Aceh.
“Kalau kita kerjakan bersama – sama pasti hasilnya akan besar, maka itu saya mengajak bapak – iba semua, mari kita saling bahu membahu untuk meningkatkan dunia literasi di Aceh,” ujar Dr. Edi Yandra, STP, MSP
Sementara itu Pendiri sekaligus Pembina Ruman (Rumah Baca Aneuk Nanggroe) Aceh, Ahmad Arif, menyampaikan apresiasi positif atas inisiatif Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA), dalam mengundang, merangkul dan berkolaborasi dengan para pegiat literasi dari seluruh Aceh.
Ahmad Arif, juga mengapresiasi positif konsep gedung baru Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) yang dibranding dengan istilah “Mall Baca”. Istilah ini secara psikologis lebih ramah dan menghentak alam bawah sadar siapapun yang mendengan istilah tersebut.
Namun, Arif kemudian mengingatkan dua hal. Pertama, bahwa pelayanan publik itu harus berdasarkan panggilan jiwa, bukan semata untuk mengejar angka-angka statistik seperti yang ditargetkan dalam aturan atau SOP.
“Bila pelayanan publik itu dilakukan atas panggilan jiwa, maka akan senantiasa berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi masyarakat yang dilayani, walaupun tidak ada uang yang masuk ke kantong,” katanya.
Kedua, jangan terpaku pada kota besar Banda Aceh dan daerah satelitnya, Aceh Besar. Sebab, mayoritas penduduk provinsi Aceh justru di luar dua daerah tersebut yang kesusahan dalam mengakses bahan bacaan yang bernas dan berkualitas.
Sebelumnya, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) mengundang para komunitas literasi yang berada di Aceh, untuk membentuk Deklarasi Literasi se Aceh yang dihadiri 30 peserta secara tatap muka dan 24 secara virtual.