Gebrakan Literasi Di Aceh, Perpusnas Gelar Gerakan Membaca di Aceh

Banda Aceh – Dalam rangka meningkatkan literasi Perpustakaan Nasional dan Duta Baca Indonesia menyelenggarakan kegiatan bincang-bincang dengan tema “Membaca Itu Sehat, Menulis Itu Hebat” yang berlangsung di Aula Perpustakaan Aceh, Kamis (03/10/2024).

Kegiatan yang turut menghadirkan duta baca Indonesia Hery Hendrayana Haris atau yang lebih dikenal Gol A Gong; ini untuk menginspirasi masyarakat, khususnya generasi muda, agar lebih mencintai kegiatan membaca dan menulis. 

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan Aceh, Dr. Edi Yandra, S.STP. MSP dalam sambutanya mengatakan Budaya literasi menjadi salah satu indikator dalam membangun revolusi mental kebudayaan. Budaya literasi akan mewujudkan masyarakat yang berpengetahuan, inovatif dan kreatif. Budaya literasi harus diawali dengan pemahaman tentang definisi literasi yaitu kedalaman pengetahuan seseorang terhadap subjek keilmuan yang bersumber dari bacaan atau akses informasi.

“Membaca merupakan sebuah kegiatan meresepsi, menginterpretasi, serta menganalisa yang dilakukan oleh pembaca untuk mendapatkan pesan yang disampaikan oleh seorang penulis dalam media tulisan. Membaca memiliki peran yang sangat vital dalam menyumbang generasi-generasi emas pembawa kemajuan, yang dapat meningkatkan kecerdasan  pengetahuan.” Ujarnya.

Ia menambahkan membaca salah satu cara terbaik untuk bisa mengoptimalkan keterampilan menulis, dengan membaca dan mempelajari karya penulis yang hebat, artikel – artikel. Untuk dapat menumbuhkan minat budaya baca dan literasi yang bagus, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh mendirikan perpustakaan yang nyaman, menarik dan berkonsep modern yang saat ini kami namakan Mall Baca.

Disamping itu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh  melakukan beberapa kegiatan seperti berkolaborasi dengan  Perpustakaan Nasional  untuk meningkatkan minat dan budaya baca/menulis di  lingkungan masyarakat. Salah satu kegiatannya adalah kegiatan Talkshow Duta Baca Indonesia dan Praktik Kepenulisan.

Menyikapi hal tersebut Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh mengapreasiasi terobosan yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional melalui Program Duta Baca Berdayakan dengan Buku, yang tujuannya untuk meningkatkan kegemaran membaca masyarakat.  Salah satu caranya adalah dengan mengundangkan beberapa peserta untuk melatih menjadi penulis yang hebat bersama Duta Baca Indonesia sehingga kita harapkan dapat bermunculan penulis – penulis baru di daerah. 

Kegiatan dilaksanakan secara kolaboratif oleh Perpusnas bersama Dinas Perpustakaan Aceh yang dikemas dalam bentuk Talkshow, “semoga kepada semua peserta kita berharap dapat mengikuti kegiatan dengan baik dan mendapat pengetahuan baru yang dapat memotivasi ke yang lebih baik lagi. seperti  Quote berikut ini “Jika kamu ingin mengenal dunia maka membacalah, jika kamu ingin dikenal dunia maka menulislah” tambahnya.

Sementara itu Kepala Perpustakaan Nasional yang diwakili Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional, Drs. Abdullah, MM, mengatakan Kegiatan hari ini adalah bagian dari agenda besar Gerakan Indonesia Membaca yang dicanangkan pada 7 Februari lalu, gerakan yang penuhi dengan berbagai kegiatan diantaranya Sepekan 1 Buku, Sayembara Penulisan Naskah Daerah, kegiatan Membaca Nyaring (Read Aloud), Duta Baca Berdaya dengan Buku dan Festival Literasi yang telah dan akan dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia.

“Upaya mencerdaskan anak bangsa yang dapat dilakukan adalah meningkatkan produk intelektual berupa bahan bacaan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Indonesia masih menghadapi isu ketercukupan koleksi dan akses bahan bacaan yang belum merata. Isu tersebut merupakan tanggung jawab bersama, oleh karena itu pemerintah pusat, pemerintah daerah, mitra, dan masyarakat sudah saatnya saling bersinergi dan berkolaborasi untuk memnuhi kebutuhan tersebut. 

Masyarakat Indonesia masih memiliki akses yang terbatas kepada bahan bacaan. Menurut UNESCO angka ideal terhadap akses bahan bacaan adalah satu orang mengakses 3 buku per tahun. Sedangkan kondisi di Indonesia rasio ketersediaan buku dengan jumlah masyarakat adalah 1 buku dibaca oleh 11 orang, hal ini berdasarkan hasil Kajian Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) yang dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional tahun 2023.” Ujarnya.

Penguatan literasi merupakan sesuatu yang fundamental dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama kita sebagai bangsa Indonesia yang maju, beradab dan sejahtera.  Literasi harus selalu ditumbuhkan di lingkungan keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat. Ketiga unsur tersebut merupakan trilogi pembangunan dalam pengembangan literasi. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama dalam tumbuh kembang manusia. Kedua, satuan pendidikan merupakan lingkungan tempat berkembangnya budaya literasi. Dan ketiga, lingkungan masyarakat yaitu dengan menghadirkan ruang-ruang terbuka bagi masyarakat menumbuhkembangkan literasi untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Share