Program Revitalisasi Perpustakaan Berbasi Inklusi Sosisal, diharapkan dapat mengetas kemiskinan

Banda Aceh – Dalam rangka mengetas kemiskinan melalui pemberdayaan perpustakaan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Arpus) Aceh menggelar bimbingan teknis revitalisasi pengelolaan perpustakan desa/gampong berbasis inklusi sosial.

Pelayanan perpustakaan berbasi inklusi sosial merupakan suatu pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Kepala Dinas Arpus Aceh, Dr Wildan M.Pd dalam sambutannya yang dibacakan, Kepala Bidang Pembinaan dan Pengawasan, Mustika Hayati, S.Sos, MM, mengatakan Program tranformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial juga harus menjangkau masyarakaat perdesaan dalam rangka mendekatkan masyarakat terhadap akses informasi yang berkualitas dan mengurangi kesenjangan dengan penduduk perkotaan serta mengurangi angka urbanisasi.

“Perluasan tranformasi perpustakaan ke tingkat desa/kelurahan juga merupakan upaya memperluas program dan mendekatkan akses informasi kepada masyarakat,” lanjut Mustika Hayati, S.Sos, MM, saat pembukaan Bimtek teknis revitalisasi pengelolaa perpustakan desa/gampong berbasis inklusi sosial, Selasa (27/08/2019) di hotel Mekah, Banda Aceh.

Bimtek ini juga diharapkan, dapat meningkatkan kemampuan kompetensi teknis pengelola perpustakaan desa/gampong dalam mengetaskan kemiskinan akses informasi, meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta tentang konsep transformasi perpustakaan berbasis inklusi, yang diikuti 40 pengelola perpustakaan desa/gampong di Aceh.

Pada tahun 2018 lalu, Aceh menerima manfaat program revitalisasi perpustakaan umum berbasi inklusi sosisal di empat Kabupaten, dan pada tahun 2019 ini Perpustakaan Nasional memperluas program dengan menambah 18 desa di 4 Kabupaten sebagai penerima manfaat program tersebut.

Share